ASSLAMUALAYKUM WELCOME TO MY BLOG INSYA ALLAH BERMANFAAT
KALAU PENGEN BACA, TERLEBIH DAHULU KLIK DI JDUL BCAAN/LINK POSTINAGAN/DI FULL READ:

Jumat, 24 Desember 2010

Model Pembelajaran IPS

Model dalam pembelajarn IPS a. Model penyampaian konsep : model ini di rancang untuk membantu para peserta didik mempelajari konsep-konsep yang dapat dipakai untuk mengorganisasikan informasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi mereka untuk mempelajari konsep itu dengan cara yang lebih efektif. Konsep adalah penamaan atau pelebalan terhadap sesuatu atau peristiwa yang merupakan alat intelektual untuk memecahkan masalah dan merupakan kesepakatan bersama. b. Model berpikir induktif : model ini dikembangkan oleh Hilda Taba (1996) dengan tujuan untuk nmendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakan nama suatu konsep, dan menjajaki berbagai cara yang dapat menjadikan peserta didik lebih terampil dalam menyikapi dan mengorganisasikan informasi, dan dalam melakukan mengetes hipotesis yang melukiskan hubungan antar berbagai data. Model ini telah dimanfaatkan secara meluas dalam berbagai bidang studi dalam kurikulum berbagai tingkat pendidikan. c. Model Peenelitian atau “inquiry Training” : model ini dirancang oleh Richard Suchman (1960). Model ini dirancang untuk melibatkan para pelajar dalam proses penalaran mengenai hubungan sebab akibat. Dan menjadikan mereka lebih fasih dan cermat dalam mengajukan pertanyaan, membangun konsep, dan merumuskan dan mengetes hipotesis. Walaupun mulanya digunakan dalam bidaang ilmu-ilmu alam, lebih jauh telah diterapkan dalam bidang pengajaran sosial dan dalam program latihan yang berisikan materi yang berdemensi personal dan sosial. d. Model Memorisasi “memorization” : model ini dikembangkan oleh Pressely dan Levi (1981) memorisasi adalah teknik yang digunakan untuk menghapalkan dan mengasimilasikan sesuatu informasi, guru dapat menggunakan model memorisasi untuk membimbing penyampaian materiyang bertujuan agar para pelajar dapat dengan mudah menangkap informasi baru. e. Model Investigasi Kelompok : bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniature demokrasi yang di dalamnya peserta didik berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial. f. Model bermain peran: model ini digunakan untuk membantu para peserta didik untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan isu-isu sosial. Mengembangkan empati terhadap orang lain, dan memperbaiki keterampilan sosial,dalam model ini para peserta didik dibimbing untuk memecahkan berbagai konflik, belajar mengambil peranan orang lain dan mengamati perilaku sosial. g. Model Penelaahan Yurisprudan: pada dasarnya model ini menggunakan pendekatan studi kasus dalam proses peradilan dan penerapan dalam suasana belajar disekolah. Dalam perkembangannya, model ini khusus dirancang dalam mengajarkan pendidikan kewarganegaraan. h. Model Inkuiri Sosial: model ini dirancang khusus untuk memanfaatkan proses sosial, dapat juga digunakan untuk mencapai tujuan akademis, seperti latihan berpikir dan pembangunan konsep. Secara umum model ini dimaksud untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara sungguh-sungguh dan terarah serta mampu merepleksikan hakikat sosial.

0 komentar:

Posting Komentar