ASSLAMUALAYKUM WELCOME TO MY BLOG INSYA ALLAH BERMANFAAT
KALAU PENGEN BACA, TERLEBIH DAHULU KLIK DI JDUL BCAAN/LINK POSTINAGAN/DI FULL READ:

Sabtu, 25 Desember 2010

Cinta Hakiki

CinTa HaKiKi... cinta hakiki BERCINTA-cinta adalah realiti alam remaja. Tidak sah sekiranya tidak dibuai keasyikan. Cinta pandang pertama, cinta monyet dan sebagainya adalah asam garam remaja. Apabila sudah bercinta mulalah merindu dan jika sudah rindu mula terkena penyakit angau. Makan tidak lalu, tidur tidak lena, mandi tidak basah, rambut tidak disyampu, gigi tidak digosok dan sindrom lain lagi. Untuk dapat cinta manusia itu, lalu berusahalah remaja dengan apa cara di mana-mana, tidak kira masa, yang penting sasaran cinta tercapai. Dalam mencari cinta sejati manusia, bukan hanya remaja, kadang-kadang tersasar dalam erti sebenar cinta. Kita hanya bergelut dan bergulit mencari cinta manusia yang tidak bertahan lama dan hanya kadangkala bersifat lipstik. Lupa kepada cinta agung yang menjadi sumber segala cinta. Cinta Allah adalah cinta hakiki. Kemuncak segala motivasi, samudera segala bekalan dan kesudahan segala keindahan. Cinta yang membawa kepada segala kebaikan dan berkesudahan menikmati dua syurga iaitu syurga dunia dan akhirat. Jika Allah adalah cinta segala cinta, dunia akan bertenggek di menaranya. Yang patut diusaha dengan sekuat tenaga, bagaimana hendak dapat cinta Allah. Sebagai panduan kepada remaja dan pembaca sekalian, diperjelaskan di sini beberapa faktor dan resipi bagaimana hendak mendapatkan cinta agung Allah. Sebagai panduan kepada remaja dan pembaca sekalian, diperjelaskan di sini beberapa faktor dan resipi bagaimana hendak mendapatkan cinta agung Allah. Dengan membaca al-Quran serta merenung dan memahaminya. Berinteraksi dengan al-Quran sama seperti berinteraksi dengan Allah. Seba-b kitab ini adalah penghubung di antara makhluk dengan Khaliknya. Dalam hadis Rasulullah (saw) bersabda yang maksudnya: “Orang yang paling baik di kalangan kamu ialah yang mempelajari al-Quran dan yang mengajarnya.” Kemudian dalam keterangan lain al-Rasul menjelaskan: “Bacalah al-Quran kerana ia akan memberi syafaat (pertolongan) kepada siapa sahaja yang membacanya pada hari akhirat kelak.” Di rumah sahabat dulu, biasanya tergantung al-Quran dan pedang. Kenapa dua-dua ini digantung? Sebabnya pedang digunakan untuk pertahanan dan membuka negeri manakala al-Quran untuk membuka hati. Sekiranya kita boleh baca akhbar dan majalah, malah menghabiskan duit untuk mengumpul gambar penyanyi takkanlah tidak ada masa sebentar untuk baca al-Quran. Hafal lagu Hindustan lancar dan ‘cair’ takkanlah al-Fatihah ‘berkeretot’ bunyinya. Sebenarnya hati yang tidak dihuni dengan al-Quran akan dipenuhi kemunafikan, khayalan gangguan dan kemurungan. Maka isilah hati kita dengan membaca al-Quran. Cuba lihat seorang sahabat bernama Ubay pernah namanya disebut Allah kerana suka membaca al-Quran. Apabila Nabi beritahunya, Ubay terus menangis. Nabi uji Ubay dengan soalan, apakah ayat al-Quran yang paling agung. Beliau menjawab; “ayat kursi”. Banyakkanlah membaca ayat ini. - Hendak dapat cinta Allah ialah dengan solat malam (qiyamullail). Kita memang biasa bangun malam atau berjaga malam. Tapi bukan untuk solat, hanya untuk yang lain, tengok bola, tonton filem, berborak, lepak-lepak dan sebagainya. Sebenarnya untuk qiyamullail tidak semestinya bangun jam tiga atau empat pagi. Sekadar dua rakaat sebelum masuk waktu Subuh sudah memadai atau ketika tonton bola, berhenti sekejap ketika rehat perlawanan lalu berwuduk dan solatlah dua rakaat - termasuk qiyamullail. Jika hendak lakukan qiyamullail antara caranya ialah: a. Berniat untuk bangun solat malam dan berdoa. b. Jangan melakukan dosa pada siang hari sebab dosa pada waktu siang hari akan ikat rohani kita daripada bangun malam. c. Tidurlah awal sedikit. Jika tidur jam satu atau dua pagi kemudian hendak bangun qiyamullail memang tidak jadi. d. Tidur sekejap waktu tengah hari. - Hendak dapat cinta Allah ialah dengan merenung ayat Allah. Merenung ayat Allah maknanya merenung kejadian yang dicipta Allah. Kejadian langit yang tiada bertiang dan tiada penyangkut bagaimana Allah tegakkannya. Allah sembunyikan malam serta datangkan cerah dan siang. Bagaimana Allah jadikan kita. Allah besarkan kita, remajakan dan tuakan kita, kemudian daripada adanya kita kepada tiada. Pokok Allah tumbuh nampak sama tetapi tidak serupa. Buah rambutan nampak serupa tapi tidak sama. Semua ini akan mendekatkan kita dengan Pencipta. Rasa lemah dan kerdilnya diri dan rasa agungnya Allah. Lalu kita cinta Allah. Jika kita mula cinta Allah maka Allah akan membalas cinta kita.
»»  FULL READ....

Jumat, 24 Desember 2010

Model Pembelajaran IPS

Model dalam pembelajarn IPS a. Model penyampaian konsep : model ini di rancang untuk membantu para peserta didik mempelajari konsep-konsep yang dapat dipakai untuk mengorganisasikan informasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi mereka untuk mempelajari konsep itu dengan cara yang lebih efektif. Konsep adalah penamaan atau pelebalan terhadap sesuatu atau peristiwa yang merupakan alat intelektual untuk memecahkan masalah dan merupakan kesepakatan bersama. b. Model berpikir induktif : model ini dikembangkan oleh Hilda Taba (1996) dengan tujuan untuk nmendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakan nama suatu konsep, dan menjajaki berbagai cara yang dapat menjadikan peserta didik lebih terampil dalam menyikapi dan mengorganisasikan informasi, dan dalam melakukan mengetes hipotesis yang melukiskan hubungan antar berbagai data. Model ini telah dimanfaatkan secara meluas dalam berbagai bidang studi dalam kurikulum berbagai tingkat pendidikan. c. Model Peenelitian atau “inquiry Training” : model ini dirancang oleh Richard Suchman (1960). Model ini dirancang untuk melibatkan para pelajar dalam proses penalaran mengenai hubungan sebab akibat. Dan menjadikan mereka lebih fasih dan cermat dalam mengajukan pertanyaan, membangun konsep, dan merumuskan dan mengetes hipotesis. Walaupun mulanya digunakan dalam bidaang ilmu-ilmu alam, lebih jauh telah diterapkan dalam bidang pengajaran sosial dan dalam program latihan yang berisikan materi yang berdemensi personal dan sosial. d. Model Memorisasi “memorization” : model ini dikembangkan oleh Pressely dan Levi (1981) memorisasi adalah teknik yang digunakan untuk menghapalkan dan mengasimilasikan sesuatu informasi, guru dapat menggunakan model memorisasi untuk membimbing penyampaian materiyang bertujuan agar para pelajar dapat dengan mudah menangkap informasi baru. e. Model Investigasi Kelompok : bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniature demokrasi yang di dalamnya peserta didik berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial. f. Model bermain peran: model ini digunakan untuk membantu para peserta didik untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan isu-isu sosial. Mengembangkan empati terhadap orang lain, dan memperbaiki keterampilan sosial,dalam model ini para peserta didik dibimbing untuk memecahkan berbagai konflik, belajar mengambil peranan orang lain dan mengamati perilaku sosial. g. Model Penelaahan Yurisprudan: pada dasarnya model ini menggunakan pendekatan studi kasus dalam proses peradilan dan penerapan dalam suasana belajar disekolah. Dalam perkembangannya, model ini khusus dirancang dalam mengajarkan pendidikan kewarganegaraan. h. Model Inkuiri Sosial: model ini dirancang khusus untuk memanfaatkan proses sosial, dapat juga digunakan untuk mencapai tujuan akademis, seperti latihan berpikir dan pembangunan konsep. Secara umum model ini dimaksud untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara sungguh-sungguh dan terarah serta mampu merepleksikan hakikat sosial.
»»  FULL READ....

Tahapan dalam menulis

4. Tahapan dalam proses menulis Pra-menulis adalah bersiap untuk sampai pada tahap menulis. Pendapat tradisional bahwa para penulis memiliki suatu topik pemikiran yang lengkap dan siap dituangkan dalam buku adalah pendapat yang menggelikan. Jika penulis menunggu ide-ide untuk sepenuhnya dikembangkan, maka mereka hanya akan menunggu selamanya. Selama tahap pra-menulis, para siswa akan : - Memilih suatu topik. Memilih suatu topik untuk menulis dapat menjadi penghalang bagi para siswa yang telah menjadi mandiri bagi guru untuk mensuplai topik. Selama bertahun-tahun,para guru telah membantu mensuplai topik dengan pemula cerita yang menarik dan membantu melepaskan “beban” dari topik yang dipilih. Seringkali, topik-topik “kreatif” ini membebani para siswa, yang dipaksa untuk menulis topik yang mereka sedikit mengetahui atau yang tidak mereka minati. -Mempertimbangkan fungsi, bentuk dan audiens. Salah satu pertimbangan penting dalam menulis adalah bentuk tulisan yang akan dibuat. Keputusan tentang fungsi, audiens, dan bentuk tulisan akan saling mempengaruhi. Misalnya,jika fungsi tulisan adalah untuk menghibur, maka bentuk yang sesuai adalah suatu cerita, puisi atau naskah_dan ketiga bentuk ini tampak berbeda pada suatu bagian paper. Mengungkapkan dan mengatur ide-ide untuk menulis. Para siswa memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas untuk mengumpulkan dan mengatur ide-ide untuk menulis. Graces (1983) menyebut apa yang dilakukan penulis dalam mempersiapkan menulis sebagai aktivitas “latihan”. Aktivitas ini dapat mengambil berbagai bentuk, antara lain: 1. Menggambar. Menggambar adalah cara anak muda dan anak-anak mengumpulkan dan mengatur ide-ide untuk menulis. Para guru kelas primer mencatat bahwa para siswa seringkali menggambar sebelum mereka menulis. Bahkan banyak anak kecil tidak tahu apa yang mereka tulis hingga mereka melihat apa yang mereka gambar. 2. Mengumpulkan. Para siswa membuat kumpulan_seperti diagram_dimana mereka menulis topik dalam lingkaran pusat dan menggambarkan untuk tiap ide pokoknya. Kemudian mereka menambahkan detail dan informasi lain diluar ide pokok. Melalui pengelompokkan, para siswa mengatur ide-ide mereka untuk menulis. Pengumpulan adalah suatu strategi pra-menulis yang lebih baik daripada outlining karena ini non-linear. Langkah 1: persiapan menulis • Penggunaan gambar untuk menarik aktifitas latihan. • Sudahkah para siswa ‘mengeluarkan” komposisi kalimatnya sebelum memulai menulis • Satu kelompok untuk siswa, menggunakan gagasan dan kata-kata yhang mereka sarankan Langkah 2: membuat draft • Sudahkah siswa meringkas rancangan mereka • Menandai dokumen siswasedemikian rupa sehingga mereka menulis pada semua garis lain • Menentramkan hati siswa yang sedang mengeja dan keterampilan mekanik lain dalam langkah ini tidaklah penti ng. Langkah 3: revising/ perbaikan • Mengambil bagian dengan siswa dalam penulisan kelompok • Memusatkan pada pujian dibanding usulan untuk revisi ketika para siswa mulai menulis kelompok • Diharapkan para siswa hanya membuat satu atau dua revisi pada mulanya. Langkah 4: editing • Ajari para siswa bagaimana cara mengoreksi catatan. • Sudahkah para siswa menandai kemungkinan kesalahan; kemudian mengoreki kesalahan dengan mereka. • Sudahkah para siswa mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan pada halaman yang pertama dari komposisi tulisan; kemudian mereka mengoreksi kesalahan sisanya, untuk para siswa. Langkah5 : publishing • Menggunakan pengolah kata untuk salinan akhir • Tulisan tangan adalah salinan terakhir untuk para siswa • Menyediakan peluang untuk para siswa mebagi tulisannya dengan kelompok teman sekelas yang dipercaya. 5. Elemen-elemen dalam pembuatan konsep cerita a. Plot merupakan serangkaian kejadian-kejadian yang melibatkan karakter didalam situasi-situasi konflik. Aspek dasar dari plot ini adalah bagian dari kejadian-kejadian utama dari sebuah ceritra yang terbagi kedalam tiga bagian yaitu: (1) permulaan cerita, pengarang mengenalkan tiga karakter-karakter, menggambarkan setting cerita dan mengemukakan suatu masalah. (2) pertengahan cerita, pengarang menambahkan kejadian-kejadian yang dikemukakan dipermulaan cerita. (3) akhir cerita, pengarang menggabungkan kembali semua yang telah terpaparkan dalam cerita. b. Karakter, orang atau hewan yang dipersonifikasi yang terlibat dalam cerita , karakter ini merupakan elemen penting dalam struktur cerita karena cerita berpusat pada karakter atau karakter kelompok. c. Setting , setting dalam cerita-cerita ini adalah khusus pengarang lebih perhatian untuk menyakinkan keaslian dari sejarah periodik atau geografis lokasi dimana cerita di setting. Empat bentuk dari setting ini adalah lokasi, cuaca, waktu periodik dan waktu.
»»  FULL READ....

FIQIH

Fiqih secara terminologis menurut Fuqaha ada beberapa definisi. Menurut penulis yang lebih relevan dengan kajian ini dikemukakan oleh Tajuddin al-Subki, yang kemudian banyak diikuti oleh para Ulama sebagai berikut: Oleh Abdul Wahab Khalaf di istilahkan: “ kumpulan hukum-hukum Syara’ yang bersifat amali (praktis) yang digali dari dalil-dalilnya yang tafsili’. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa: a) Fiqih itu adalah ilmu garapan manusia (al-Muktasab), berbeda dengan ilmu malaikat yang tidak muktasab. Begitu pula ilmu Rasul yang berkitan dengan wahyu, karena tidak muktasab. Lantaran fiqih ilmu al-muktasab, maka peran akal (ra’yu) mendapat tempat dan diakui dalam batas-batas tertentu. b) Obyek ilmu fiqih adalah al-ahkam al-amaliyah. Ia terkait dengan aturan dan penataan kegiatan manusia yang bersifat positif dan real dan tidak bersifat teoritis (nazari) sebagaimana garapan dalam ilmu kalam. c) Sumber pokok ilmu fiqih itu adalah wahyu dalam bentuk yang rinci, baik termuat dalam al-kitab maupun al-sunnah. Fiqih artinya faham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha). Fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syari’at islam yang diambil dalil-dalilnya yang terperinci. Menurut Hasan Ahmad Al-Khatib: fiqhul islami ialah sekumpulan hukum syara, yang sudah di bukukan dalam berbagai majhab, baik dari majhab yang empat atau dari majhab yang lainnya. Di lihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama islam, fiqih itu ialah pengetahuan yang membicarakan/membahas/memuat hukum-hukum islam yang bersumber pada Al-Qur’an,sunnah dalil-dalil syar’i yang lain. Setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah ushul fiqih. Dengan demikian berarti bahwa fiqih itu merupakan formulasi dari Al-Qur’an dan sunnah yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh umatnya. Hukum itu berbentuk amaliyah yang akan diamalkan oleh setiap mukallaf (mukallaf artinya orang yang sudah dibebani/diberi tanggung jawab melaksanakan ajaran syari’at islam dengan tanda-tanda seperti baligh, berakal, sadar, sudah masuk islam). Hukum yang diatur dalam fiqih islam itu terdiri dari hukum wajib,sunat,mubah,makruh dan haram. Disamping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah,batal,benar,salah,berpahala,berdosa dan sebagainya. Ciri-ciri fiqih adalah: 1) Didasarkan kepada ayat Al-Qur’an dan hadits(sunnah) yang dicantumkan secara otentik dan eksplisit. 2) Tersusun secara sistematis yang dilakukan oleh para pakar yang memiliki kompetensi didalamnya mencakup unsur-unsur taklifi (wajib,sunnah,mubah,makruh,dan haram). 3) Terdokumentasi dalam berbagai kitab fiqih, yang tersebar menurut beberapa aliran pemikiran (majhab) sehingga mudah dipelajari dan diajarkan. 4) Mencakup berbagai bidang kihidupan manusia, yang disertai kaifiyah masing-masing. 5) Bersifat praktis (amaliyah) sehingga mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Fiqh dijadikan rujukan dalam menghadapi masalah hukum yang memerlukan pemecahan segera. 6) Diajarkan dalam berbagai lingkungan, baik melalui pendidikan jalur sekolah (termasuk pesantren) dan institusi masyarakat lainnya.
»»  FULL READ....

Kamis, 23 Desember 2010

KOMPETENSI

1. Pengertian Kompetensi Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Orang yang pandai sekalipun belum tentu dikatakan sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai orang-orang yang profesional yang harus mengetahui seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan atau masa prajabatan. Agar memiliki pemahaman yang jelas tentang kompetensi ini, dikemukakan beberapa pengertian tentang kompetensi: Menurut kamus bahasa indonesia kompetensi berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Menurut Lefrancois, kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaan yang komplek dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut sudah terjadi perubahan kompetensi. Dengan demikian, bisa diartikan bahwa kompetensi adalah berlangsung lama yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu. Cowell juga mengatakan bahwa kompetensi adalah sebagai suatu keterampilan /kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lajimnya terdiri dari : (1) penguasaan minimal kompetensi dasar, (2) praktik kompetensi dasar,dan (3) penambahan atau penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau keterampilan. Ketiga proses tersebut dapat dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensinya. Berdasarkan uraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
»»  FULL READ....

Sabtu, 04 Desember 2010

"Bahasa Indonesia"

BAB II URAIAN DAN PEMBAHASAN 1. HANDWRITING (tulisan tangan) Tujuan dari instruksi tulisan tangan adalah untuk membantu para siswa untuk mengembangkan bentuk atau sarana yang jelas untuk berkomunikasi secara efektif melalui tulisan. Berikut adalah bentuk-bentuk tulisan tangan seperti: 1) Manuscript Handwriting (tulisan huruf cetak). Sampai tahun 1920-an, para siswa hanya menggunakan tulisan tangan kursif. Marjorie Wise telah mengenalkan bentuk tulisan huruf cetak pada siswa kelas 1 pada tahun 1921 (Hildreth,1960). Pertimbangannya, tulisan tangan berbentuk naskah lebih baik untuk anak yang muda karena mereka kurang memiliki control motorik dan koordinasi mata tangan yang baik untuk membuat tulisan kursif. Penggunaan bentuk tulisan huruf cetak (manuscript) akan semakin jarang digunakan oleh para siswa pada tingkat sekolah menengah setelah mereka mempelajari bentu tulisan bersambung (cursive). Merupakan hal yang penting bagi para guru dan siswa pada kelas tingkat menengah dan atas untuk mempelajari dan menggunakan bentuk tulisan huruf cetak (manuscript) sehinggga bias menjadi sebuah tulisan. 2) Cursive Handwriting (menulis huruf jalan) Ketika sebagian orang berpikir tentang tulisan tangan, tulisan cursive atau tulisan bersambung tergabung atau tidak terputus membentuk sebuah kata dimana huruf-hurufnya tergabung secara continue. Anan-anak sering melihat tulisan bersambung (cursive) sebgai gaya penulisa orang dewasa. Para siswa sekolah dasar sering berusaha untuk meniru tulisan ini dengan menghubungkan huruf cetak pada nama mereka dan pada kata-kata yang lain sebelum mereka mempelajari bagaimana membentuk dan menghubungkan huruf-huruf. Mengetahui bentuk tulisan huruf sambung (cursive) dan berusaha untuk meniru adalah sebuah indicator bahwa para siswa sudah siap untuk diberti intruksi/pelajaran untuk menulis huruf cursive. 3) D’nealian Handwriting (tulisan tangan d’nealian) Tulisan tangan d’nealian adalah sebuah inovasi pengembanagan penulisan manuscript dan cursive yang ditemukan oleh seorang guru Michigan. Dalam bentuk tulisan cetak huruf-huruf dimiringkan dan dibentuk pada gaya yang continue; pada bentuk tulisan huruf sambung, huruf-hurufnya sederhana tanpa hiasan atau variasi dari bentuk tulisan sambung tradisional. Kedua bentuk ini dirancang untuk meningkatkankejelasan (terbaca) dan kelancaran dalam menulis serta kemudahan untuk berpindah dari bentuk huruf cewtak kebentuk huruf sambung. 2.Perkembangan Tulisan Tangan Pada Anak Selama tahap sekolah dasar cara menulis anak-anak berkembang dari tulisan seperti tulisan cakar ayam dan tulisan seperti masa tman kanak-kanak,belajar menggunakan tulisan huruf cetak pada tahap awal kelas pertama dan tulisan bersambung pada tingkat kelas pertengahan. Para siswa pada tingkat kelas pertengahan (tigkat menengah pada sekolah dasar) dan lebih tinggi menggunakan kedua bentuk tulisan ini dengan berganti-ganti sebagai variasi dari tugas menulis. a) Tulisan Anak-Anak Pra Sekolah (Handwriting before First Grade) Tulisan anak-anak berkembang diluar kegiatan menggambar mereka.seorang anak mengamati kata-kata disekelilingnya dilingkungan mereka : McDonald’s, Coke, Stop. Mereka juga memperhatikan pesan yang ditulis oleh orang tua atau guru. Dari ketertarikan awal pada penulisan kata atau komunikasi menggunakan tulisan,anak-anak yang belum sekolah mulai menulis bentuk-bentuk yang menyerupai huruf dan tulisan (seperti) cakar ayam. Ditaman kanak-kanak, anak-anak melihat guru mereka menuliskan sebuah cerita, dan mereka mulai menyalin nama mereka dan kata-kata yang familiar.saat mereka merasa familiar terhadap beberapa huraf, mereka menggunakan pengejaan yang mereka buat untuk mengekspresikan diri mereka dalam tulisan. Melalui gambar bacaan-tulisan tangan bersambung, anak-anak menemukan bahwa mereka dapat bereksperimen menggunakan huruf-huruf dan kata-kata dan berkomunikasi dengan bahasa yang tertulis,. Tulisan tangan menjadi alat bagi komunikasi melalui tulisan. Penulisan tangan pada taman kanak-kanak mencakup tiga tipe kegiatan: merangsang ketertarikan anak dalam menulis, mengembangkan kemampuan mereka dalam memegang/menggunakan instrument/peralatan menulis. Memfilter/mengarahkan (saraf) motor kontrol mereka. Orang dewasa berpengaruh dalam merangsang ketertarikan anak dalam menulis. Mereka merekam apa yang diucapkan anak-anak dan menuliskan label pada sebuah tanda. Merekajuga dapat menyediakan kertas,pensil dan bolpoint sehingga anak dapat bereksperimen dengan tulisan. Pengembangan kemampuan siswa untuk memegang/menggunakan pensil atau alat menukis yang lain melalui pemodelan dan melalui kesempatan untuk bereksperimen denga pensil, bolpoint, penghpus, crayon dan beberapa alat tulis lainnya. Penulisan tangan harus dihubungkan dengan tulisan pada semua tingkat (kelas), rata-rata pada taman kanak-kanak. Seorang anak menulis label, menggambar dan menulis cerita, mencari jurnal dan menulis pesan-pesan yang lain (Klein & Schickedanz, 1980). Semakin banyak yang mereka tulis semakin besar kebutuhan mereka untuk pelajaran tulisan tangan. Para penulis perlu mengetahui bagaimana membentuk huruf-huruf dan memberi jarak anat huruf dan antar kata. Pelajaran adalah hal yang penting sehingga para siswa tidak mempelajari kebiasaan yang buruk yang akhirnya nanti akan merusak. b) Tulisan tangan pada siswa kelas dasar Pelajaran tulisan yang formal dimulai pada kelas pertama (1 SD ). Para siswa belajar bagaimana membuat huruf cetak dan jarak diantaranya dan mereka mengembangkan keahlian yang berhubungan dengan elemen legibilitas. Dalam aktivitas umum penulisan tangan para siswa perlu untuk menyalin sebuah contoh tulisan pendek dari papan tulis, tetapi cara seperti ini tidak direkomendasikan. Suatu hal yang penting seorang anak sangat mengalami kesulitan untuk menyalin tulisan yang letaknya jauh (Lamne,1979) tulisan yang akan disalin oleh siswa harus berada dekat dihadapannya. Sebuah penelitian mengatakan bahwa tulisan anak-anak lebih jelas terbaca ketika mereka menggunakan kertas tak bergaris, dan anak yang lebih senior lebih baik ketika mereka menggunakan kertas bergaris (Lindy & McLennan,193) sebagian besar guru kelihatannya lebih suka jika para siswa mengunakan kertas bergaris ketika menulis, tetapi para siswa memiliki kemudahan untuk menentukan tipe kertas yang tersedia. Anak-anak sering menggunakan penggaris untuk membuat garis dikertas mereka diberikan kertas yang tidak bergaris, dan mereka mengabaikan garis pada kertas bergaris jika garis-garis tersebut mengganggu gambar atau tulisan mereka. c) Trantition to cursive handwriting Para siswa mengenal tulisan huruf bersambung (cursive) pada semsester kedua di kelas dua atau pada semsester pertama di kelas ke tiga. Para orang tua dan siswa sering melampirkan betapa pentingnya transisi dari tulisan huruf cetak (manuscript) ketulisan huruf bersambung (cursive), hal tersebut memberikan tambahan tekanan yang tidak menguntungkan bagi para siswa. Beberapa siswa mengindikasikan ketertarikan dini pada tulisan huruf bersambung dengan mencoba untuk menghubungkan huruf-huruf cetak atau dengan meminta orang tua mereka untuk menunjukkan bagaimana cara menulis nama mereka. Karena perbedaan masing-masing saraf sensor dan tingkat ketertarikan pada tulisa huruf sambung, adalah lebih baik untuk mengenalkan kepada beberapa siswa pada saat kelas pertama atau kedua sekolah dasar sementara waktu menyiapkan siswa siswa lainnya pada waktu tambahan untuk memperbaiki kemampuan mereka menulis huruf cetak. d. Handwriting in Middle and Upper Grades para siswa dikenalkan pada huruf sambung keetika berada pada kelas ke2 dan ke3, biasanya dasar yang ditekankan adalah membuat huruf-huruf. Selanjutnya, huruf kecil diajarkan secara terpisah, dan kemudian dikenalkan penghubung huruf-huruf tersebut. Huruf besar diajarkan kemudian (belakangan) karena mereka jarang digunakan dan lebih sulit untuk dibentuk. Setelah para siswa mempelajari kedua bentuk tulisan cetak dan huruf sambung, maka perlu untuk mengulang kedua bentuk tersebut secara periodic. Saat ini, mereka memiliki dua kebiasaan menulis yang baik dan buruk. Pada kelas pertengahan dan kelas di atasnya, perhatian ditujukan untuk membantu para siswa untuk memperbaiki kesalahan tulisan tangan mereka sehingga mereka dapat mengembangkan gaya penulisan yang jelas dan lancer. Para guru sering meminta kepada para siswa untuk mendemontrasikan tulisan tangan terbaik mereka setiap kali mereka memegang pensil atau bolpoint. Syarat ini tidak realistic, karena tentu saja ada waktu ketika tulisan tangan menjadi sangat penting, tetapi di waktu yang lainkecepatan atau pertimbangan yang lain lebih utama daripada kerapian. Anak-anak perlu untuk mempelajari 2 tipe dari tujuan tulisan yaitu private (pribadi) dan public (umum). e. Penulis Kidal Mengajar tulis tangan pada siswa yang kidal tidak sesederhana mengajar siswa yang menulis menggunakan tangan (Howel, 1978). Siswa yang menulis dengan tangan kiri mempunyai permasalahan yang unik dalam menulis, dan prosedur penyesuaian yang khusus dari siswa yang tidak kidal adalah sebuah kebutuhan. Pada kenyataannya, banyak permasalahan dari siswa yang kidal menjadi lebih buruk dengan menggunakan prosedur yang dirancang untuk penulis yang tidak kidal (penulis tangan kanan) (Harison, 1981). Penyesuaian diri yang khusus dibutuhkan oleh siswa yang kidal agar bisa menulis dengan jelas, fasih dan tanpa kelelahan. Saran untuk penyesuaian di tunjukkan pada Teacher’s notebook di haaman 487. Perbedaan mendasar antara penulis yang dan tidak kidal adalah orientasi fisik. Para siswa yang menulis dengan tangan kanan mendorong lengannya kearah depan dari badan ketika menulis, sedangkan penulis dengan tangan kiri menjauhkannya. Sebagai siswa yang kidal, mereka memindahkan tangan kiri mereka melewati apa yang mereka tulis, lebih sering menutupinya. Banyak anak-anak yang mengadopsi posisi “hook” (posisi tubuh yang bengkok) agar tidak menutupi apa yang mereka tulis. Karena perbedaan dalam orientasi fisik, penulis kidal perlu membuat tiga tipe penyesuaian diri: bagaimana mereka memegang pensil dan bolpoint, bagaimana mereka memposisikan kertas tulis di atas meja mereka dan bagaimana mereka mengatur kemiringan tilisan mereka.
»»  FULL READ....