ASSLAMUALAYKUM WELCOME TO MY BLOG INSYA ALLAH BERMANFAAT
KALAU PENGEN BACA, TERLEBIH DAHULU KLIK DI JDUL BCAAN/LINK POSTINAGAN/DI FULL READ:

Sabtu, 04 Desember 2010

"Bahasa Indonesia"

BAB II URAIAN DAN PEMBAHASAN 1. HANDWRITING (tulisan tangan) Tujuan dari instruksi tulisan tangan adalah untuk membantu para siswa untuk mengembangkan bentuk atau sarana yang jelas untuk berkomunikasi secara efektif melalui tulisan. Berikut adalah bentuk-bentuk tulisan tangan seperti: 1) Manuscript Handwriting (tulisan huruf cetak). Sampai tahun 1920-an, para siswa hanya menggunakan tulisan tangan kursif. Marjorie Wise telah mengenalkan bentuk tulisan huruf cetak pada siswa kelas 1 pada tahun 1921 (Hildreth,1960). Pertimbangannya, tulisan tangan berbentuk naskah lebih baik untuk anak yang muda karena mereka kurang memiliki control motorik dan koordinasi mata tangan yang baik untuk membuat tulisan kursif. Penggunaan bentuk tulisan huruf cetak (manuscript) akan semakin jarang digunakan oleh para siswa pada tingkat sekolah menengah setelah mereka mempelajari bentu tulisan bersambung (cursive). Merupakan hal yang penting bagi para guru dan siswa pada kelas tingkat menengah dan atas untuk mempelajari dan menggunakan bentuk tulisan huruf cetak (manuscript) sehinggga bias menjadi sebuah tulisan. 2) Cursive Handwriting (menulis huruf jalan) Ketika sebagian orang berpikir tentang tulisan tangan, tulisan cursive atau tulisan bersambung tergabung atau tidak terputus membentuk sebuah kata dimana huruf-hurufnya tergabung secara continue. Anan-anak sering melihat tulisan bersambung (cursive) sebgai gaya penulisa orang dewasa. Para siswa sekolah dasar sering berusaha untuk meniru tulisan ini dengan menghubungkan huruf cetak pada nama mereka dan pada kata-kata yang lain sebelum mereka mempelajari bagaimana membentuk dan menghubungkan huruf-huruf. Mengetahui bentuk tulisan huruf sambung (cursive) dan berusaha untuk meniru adalah sebuah indicator bahwa para siswa sudah siap untuk diberti intruksi/pelajaran untuk menulis huruf cursive. 3) D’nealian Handwriting (tulisan tangan d’nealian) Tulisan tangan d’nealian adalah sebuah inovasi pengembanagan penulisan manuscript dan cursive yang ditemukan oleh seorang guru Michigan. Dalam bentuk tulisan cetak huruf-huruf dimiringkan dan dibentuk pada gaya yang continue; pada bentuk tulisan huruf sambung, huruf-hurufnya sederhana tanpa hiasan atau variasi dari bentuk tulisan sambung tradisional. Kedua bentuk ini dirancang untuk meningkatkankejelasan (terbaca) dan kelancaran dalam menulis serta kemudahan untuk berpindah dari bentuk huruf cewtak kebentuk huruf sambung. 2.Perkembangan Tulisan Tangan Pada Anak Selama tahap sekolah dasar cara menulis anak-anak berkembang dari tulisan seperti tulisan cakar ayam dan tulisan seperti masa tman kanak-kanak,belajar menggunakan tulisan huruf cetak pada tahap awal kelas pertama dan tulisan bersambung pada tingkat kelas pertengahan. Para siswa pada tingkat kelas pertengahan (tigkat menengah pada sekolah dasar) dan lebih tinggi menggunakan kedua bentuk tulisan ini dengan berganti-ganti sebagai variasi dari tugas menulis. a) Tulisan Anak-Anak Pra Sekolah (Handwriting before First Grade) Tulisan anak-anak berkembang diluar kegiatan menggambar mereka.seorang anak mengamati kata-kata disekelilingnya dilingkungan mereka : McDonald’s, Coke, Stop. Mereka juga memperhatikan pesan yang ditulis oleh orang tua atau guru. Dari ketertarikan awal pada penulisan kata atau komunikasi menggunakan tulisan,anak-anak yang belum sekolah mulai menulis bentuk-bentuk yang menyerupai huruf dan tulisan (seperti) cakar ayam. Ditaman kanak-kanak, anak-anak melihat guru mereka menuliskan sebuah cerita, dan mereka mulai menyalin nama mereka dan kata-kata yang familiar.saat mereka merasa familiar terhadap beberapa huraf, mereka menggunakan pengejaan yang mereka buat untuk mengekspresikan diri mereka dalam tulisan. Melalui gambar bacaan-tulisan tangan bersambung, anak-anak menemukan bahwa mereka dapat bereksperimen menggunakan huruf-huruf dan kata-kata dan berkomunikasi dengan bahasa yang tertulis,. Tulisan tangan menjadi alat bagi komunikasi melalui tulisan. Penulisan tangan pada taman kanak-kanak mencakup tiga tipe kegiatan: merangsang ketertarikan anak dalam menulis, mengembangkan kemampuan mereka dalam memegang/menggunakan instrument/peralatan menulis. Memfilter/mengarahkan (saraf) motor kontrol mereka. Orang dewasa berpengaruh dalam merangsang ketertarikan anak dalam menulis. Mereka merekam apa yang diucapkan anak-anak dan menuliskan label pada sebuah tanda. Merekajuga dapat menyediakan kertas,pensil dan bolpoint sehingga anak dapat bereksperimen dengan tulisan. Pengembangan kemampuan siswa untuk memegang/menggunakan pensil atau alat menukis yang lain melalui pemodelan dan melalui kesempatan untuk bereksperimen denga pensil, bolpoint, penghpus, crayon dan beberapa alat tulis lainnya. Penulisan tangan harus dihubungkan dengan tulisan pada semua tingkat (kelas), rata-rata pada taman kanak-kanak. Seorang anak menulis label, menggambar dan menulis cerita, mencari jurnal dan menulis pesan-pesan yang lain (Klein & Schickedanz, 1980). Semakin banyak yang mereka tulis semakin besar kebutuhan mereka untuk pelajaran tulisan tangan. Para penulis perlu mengetahui bagaimana membentuk huruf-huruf dan memberi jarak anat huruf dan antar kata. Pelajaran adalah hal yang penting sehingga para siswa tidak mempelajari kebiasaan yang buruk yang akhirnya nanti akan merusak. b) Tulisan tangan pada siswa kelas dasar Pelajaran tulisan yang formal dimulai pada kelas pertama (1 SD ). Para siswa belajar bagaimana membuat huruf cetak dan jarak diantaranya dan mereka mengembangkan keahlian yang berhubungan dengan elemen legibilitas. Dalam aktivitas umum penulisan tangan para siswa perlu untuk menyalin sebuah contoh tulisan pendek dari papan tulis, tetapi cara seperti ini tidak direkomendasikan. Suatu hal yang penting seorang anak sangat mengalami kesulitan untuk menyalin tulisan yang letaknya jauh (Lamne,1979) tulisan yang akan disalin oleh siswa harus berada dekat dihadapannya. Sebuah penelitian mengatakan bahwa tulisan anak-anak lebih jelas terbaca ketika mereka menggunakan kertas tak bergaris, dan anak yang lebih senior lebih baik ketika mereka menggunakan kertas bergaris (Lindy & McLennan,193) sebagian besar guru kelihatannya lebih suka jika para siswa mengunakan kertas bergaris ketika menulis, tetapi para siswa memiliki kemudahan untuk menentukan tipe kertas yang tersedia. Anak-anak sering menggunakan penggaris untuk membuat garis dikertas mereka diberikan kertas yang tidak bergaris, dan mereka mengabaikan garis pada kertas bergaris jika garis-garis tersebut mengganggu gambar atau tulisan mereka. c) Trantition to cursive handwriting Para siswa mengenal tulisan huruf bersambung (cursive) pada semsester kedua di kelas dua atau pada semsester pertama di kelas ke tiga. Para orang tua dan siswa sering melampirkan betapa pentingnya transisi dari tulisan huruf cetak (manuscript) ketulisan huruf bersambung (cursive), hal tersebut memberikan tambahan tekanan yang tidak menguntungkan bagi para siswa. Beberapa siswa mengindikasikan ketertarikan dini pada tulisan huruf bersambung dengan mencoba untuk menghubungkan huruf-huruf cetak atau dengan meminta orang tua mereka untuk menunjukkan bagaimana cara menulis nama mereka. Karena perbedaan masing-masing saraf sensor dan tingkat ketertarikan pada tulisa huruf sambung, adalah lebih baik untuk mengenalkan kepada beberapa siswa pada saat kelas pertama atau kedua sekolah dasar sementara waktu menyiapkan siswa siswa lainnya pada waktu tambahan untuk memperbaiki kemampuan mereka menulis huruf cetak. d. Handwriting in Middle and Upper Grades para siswa dikenalkan pada huruf sambung keetika berada pada kelas ke2 dan ke3, biasanya dasar yang ditekankan adalah membuat huruf-huruf. Selanjutnya, huruf kecil diajarkan secara terpisah, dan kemudian dikenalkan penghubung huruf-huruf tersebut. Huruf besar diajarkan kemudian (belakangan) karena mereka jarang digunakan dan lebih sulit untuk dibentuk. Setelah para siswa mempelajari kedua bentuk tulisan cetak dan huruf sambung, maka perlu untuk mengulang kedua bentuk tersebut secara periodic. Saat ini, mereka memiliki dua kebiasaan menulis yang baik dan buruk. Pada kelas pertengahan dan kelas di atasnya, perhatian ditujukan untuk membantu para siswa untuk memperbaiki kesalahan tulisan tangan mereka sehingga mereka dapat mengembangkan gaya penulisan yang jelas dan lancer. Para guru sering meminta kepada para siswa untuk mendemontrasikan tulisan tangan terbaik mereka setiap kali mereka memegang pensil atau bolpoint. Syarat ini tidak realistic, karena tentu saja ada waktu ketika tulisan tangan menjadi sangat penting, tetapi di waktu yang lainkecepatan atau pertimbangan yang lain lebih utama daripada kerapian. Anak-anak perlu untuk mempelajari 2 tipe dari tujuan tulisan yaitu private (pribadi) dan public (umum). e. Penulis Kidal Mengajar tulis tangan pada siswa yang kidal tidak sesederhana mengajar siswa yang menulis menggunakan tangan (Howel, 1978). Siswa yang menulis dengan tangan kiri mempunyai permasalahan yang unik dalam menulis, dan prosedur penyesuaian yang khusus dari siswa yang tidak kidal adalah sebuah kebutuhan. Pada kenyataannya, banyak permasalahan dari siswa yang kidal menjadi lebih buruk dengan menggunakan prosedur yang dirancang untuk penulis yang tidak kidal (penulis tangan kanan) (Harison, 1981). Penyesuaian diri yang khusus dibutuhkan oleh siswa yang kidal agar bisa menulis dengan jelas, fasih dan tanpa kelelahan. Saran untuk penyesuaian di tunjukkan pada Teacher’s notebook di haaman 487. Perbedaan mendasar antara penulis yang dan tidak kidal adalah orientasi fisik. Para siswa yang menulis dengan tangan kanan mendorong lengannya kearah depan dari badan ketika menulis, sedangkan penulis dengan tangan kiri menjauhkannya. Sebagai siswa yang kidal, mereka memindahkan tangan kiri mereka melewati apa yang mereka tulis, lebih sering menutupinya. Banyak anak-anak yang mengadopsi posisi “hook” (posisi tubuh yang bengkok) agar tidak menutupi apa yang mereka tulis. Karena perbedaan dalam orientasi fisik, penulis kidal perlu membuat tiga tipe penyesuaian diri: bagaimana mereka memegang pensil dan bolpoint, bagaimana mereka memposisikan kertas tulis di atas meja mereka dan bagaimana mereka mengatur kemiringan tilisan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar