ASSLAMUALAYKUM WELCOME TO MY BLOG INSYA ALLAH BERMANFAAT
KALAU PENGEN BACA, TERLEBIH DAHULU KLIK DI JDUL BCAAN/LINK POSTINAGAN/DI FULL READ:

Jumat, 29 April 2011

PSIKOLOGI ANAK

1. Manfaat bagi guru ketika mempelajari psikologi anak:  Guru akan lebih mudah mengenali karakteristik anak.  Lebih mudah memahami bakat serta kemampuan anak dalam aktifitasnya disekolah.  Akan lebih mengetahui seberapa besar kemampuan yang dimiliki anak dalam menerima pembelajaran.  Dari latihan serta bimbingan, guru dapat melihat sejauh mana perilaku yang berubah pada anak.  Hurlock (1980:5-6) menyebutkan: membantu mengetahui apa yang di harapkan dari anak dan kapan yang di harapkan itu muncul, sebab jika terlalu banyak yang di harapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu bila ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orang tua atau guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang di harapkan dari mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Di samping itu juga akan merasa tidak senang terhadap orang yang menilai rendah kemammpuan mereka.  Dengan mengetahui apa yang di harapkan dari anak , memungkinkan untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, usia-berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan social atau emosional.  Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan guru memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak. Misalnya bayi yang siap untuk belajar berjalan, dapat diberikan kesempatan untuk tetap berusaha hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya kesempatan dan dorongan, akan menghambat perkembangan yang normal.  Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilaku. 2. Hukum dan teori perkembangan anak dari teori (Miller,1993:56)  Hukum bertahan dan berkembang sendiri a) Dorongan bertahan, yang bertujuan untuk memelihara/mempertahankan diri agar tetap survival. b) Dorongan untuk berkembang sendiri, yang bertujuan untuk mencari dan mencari; mencari kepandaian, pengalaman atau pengetahuan baru, yang terlihat dalam tingkah laku konservasi dan bermain.  Hukum tempo perkembangan Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu tidaklah tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang perkembangannya secara cepat (cepat dapat merangkak, cepat belajar berjalan, cepat berbicara, dan lain-lain), sementara ada pula anak yang Nampak selalu lambat dalam mencapai kemampuan-kemampuan tersebut.  Hukum irama perkembangan Disamping perkembangan itu mempunyai temponya masing-masing, ia juga mempunyai irama tertentu. Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklah selalu berjalan lurus, tetapi berliku-liku, bisa melompat-melompat, dan penuh kegoyangan. Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak yang satu dengan anak lainnya, tetapi juga berbeda atau terjadi antara fungsi satu dan fungsi lain pada diri seorang anak.  Hukum masa peka Yang dimaksud dengan masa peka ialah suatu masa dimana sesuatu fungsi berada pada perkembangan yang baik atau pesat, jika disbanding dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja datangnya masa peka. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan untuk berkembang pada masa ini dengan sebaik-baiknya.  Teori rekapitulasi Teori rekapitulasi ini menunjukkan akan persamaan yang terlihat pada tingkah laku anak dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang primitive. Teori ini diperkuatdengan menunjuk beberapa contoh seperti: a. bangsa-bangsa yang masih sederhana kebudayaannya (primitive) terdapat pikiran-pikiran yang animistis, seperti: takut akan hantu, takut akan kekuatan-kekuatan gaib, benda-benda di anggap mempunyai kekuatan roh, dan sebagainya, keadaan seperti ini juga terdapat pada diri anak-anak. b. anak-anak mempunyai kesamaan dengan bangsa-bengsa primitive dalam hal kegemaran, seperti lagu-lagu yang gaduh/ribut, warna-warna yang tajam atau menyolok, gemar berburu dan lain-lain.  Teori masa menentang Sebagaimana dikatakan terdahulu bahwa jalannya perkembangan anak itu tidaklah selalu berjalan lurus, tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi letupan atau kegoncangan yang membawa perubahan radikal dalam diri anak. Yang demikian itu misalnya dijumpai pada usia kira-kira 3.0-5.0 tahun, dan kedua terjadi kira-kira usia 14-17. Pada masa tersebut anak-anak sering memperlihatkan kenakalan-kenakalan, sehingga diberi nama “anak degil” dan sebagainya.  Teori penjelajahan dan penemuan M.J. Langeveld menerangkan bahwa perkembangan itu sebagai suatu proses penjelajahan dan penemuan. Anak manusia lahir dan memasuki dunia ini sebagai warna baru, yang masih belum mengenal apapun juga. Maka dengan keadaan sebelumnya, dia perlu berkembang dengan mengenal dan mempelajari sesuatu yang telah ada disekitarnya pada waktu kehadirannya itu. Oleh karena itu dia menjelajahi dunia ini, dan dalam penjelajahannya itu ia menemukan bermacam-macam nilai kemanusiaan. Dengan menemukan berbagai hal dan nilai-nilai itu berarti dia pun mengalami perkembangan.  Hukum taqdir Setiap orang muslim tentu mempercayayi diatas segalanya ini ada yang mengaturnya, yaitu Allah swt. Ia yang menghidupkan kehidupan pada manusia, dan ia pula lah yang memberikan kekuatan kepada setiap manusia untuk bisa berkembang sebagaimana adanya. Ada anak yang diberi batas kemampuan yang tinggi, dan ada apula yang diberi sedikit. Ada yang diberi usia panjang dan ada pula yang pendek sehingga batas-batas perkembangannya tidak sampai pada masa dewasa, dan sebagainya. Dalam hal ini , tidaklah mengherankan apabila ada dua orang anak yang terlahir dari orang tua yang sama dari lingkungan hidup yang sama, tetapi berbeda perkembangan atau pola tingkah laku atau kualitasnya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Para ahli (ahli jiwa, ahli pendidikan, ahli sosiologi, ahli kriminologi, dan lain-lain) banyak mempersoalkan mengenai hal-hal atau faktor-faktor yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam hal ini, pendapat mereka tersebut dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Golongan nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditenttukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir. Mereka mengemukakan bahwa setiap manusia yang dilahirkan dibekali (membawa) bakat-bakat, baik yang berasal dari orang tuanya, nenek moyang atau jenisnya. Apabila pembawaannya itu baik maka akan baik pula anak itu kelak, demikian juga sebaliknya. Golongan empirisme merupakan kebalikan dari pendapat nativisme di atas. Asumsi psikologis yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apa pun. Ia bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki. Golongan konvergensi muncul karena melihat kedua pendapat (Nativisme dan Empirisme) di atas yang saling bertentangan dan keduanya berada pada garis yang ekstrim, dan banyak mempunyai kelemahan-kelemahan jika dihadapkan dengan realitas yang ada terlebih lagi pada abad modern. Tokoh konvergensi ini adalah William Stern,dan disempurnakan oleh M.J Langeveld dengan menyebutkan empat sifat pokok manusia yaitu: “ azas biologis, azas kebutuhan pertolongan, azas keamanan dan azas eksplorasi”. (Langeveld,1982).

0 komentar:

Posting Komentar