ASSLAMUALAYKUM WELCOME TO MY BLOG INSYA ALLAH BERMANFAAT
KALAU PENGEN BACA, TERLEBIH DAHULU KLIK DI JDUL BCAAN/LINK POSTINAGAN/DI FULL READ:

Kamis, 20 Januari 2011

MEDIA TELEVISI


ARTIKEL MEDIA TELEVISI BESERTA ANALISISNYA
1.      DEFINISI TELEVISI
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara dapat didengar. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudap dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Dengan demikian, ada dua jenis pengiriman (penyiaran) gambar dan suara; yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah direkam diatas pita film atau pita video. Ketika kita menyaksikan siaran peristiwa di suau tempat, kita seakan-akan mengamati dan menjalani pengalaman kehidupan nyata. Kita dapat mendengar dan melihat bahkan merasakannya.
              Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang meyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu televisi pendidikan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
• Dituntun oleh instruktur, maksudnya didampingi oleh seorang instruktur atau guru yang menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
• Sistematis, maksudnya siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
• Teratur dan berurutan, maksudnya siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.
• Terpadu, maksudnya siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
 2. PERAN TELEVISI
Pentingnya Media Televisi Dalam Dunia Pendidikan Seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan arus globalisasi, maka sangatlah besar peran media televisi untuk mempengaruhi perkembangan pendidikan anak. Seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan arus globalisasi, maka sangatlah besar peran media televisi untuk mempengaruhi perkembangan pendidikan anak Dalam mendampingi anak menikmati tontonan televisi, peran orang tua sangatlah penting. Karena bila tidak didampingi orang tua, tontonan yang seharusnya belum memenuhi usia anak, anak melihat langsung akan berpengaruh pada kejiwaan anak itu. Misalnya tontonan film horror jika disaksikan oleh anak dibawah umur 6 tahun, anak tersebut menjadi penakut.Tontonan yang bersifat pornoaksi, jika ditonton oleh anak usia remaja, jika tidak diarahkan orang tua akan sangat berbahaya. Anak itu cenderung meniru atau mencoba apa yang dilihatnya. Tetapi jika orang tua mendampingi, orang tua bisa menjelaskan yang mana boleh ditiru dan mana ! yang tidak boleh diikuti. Namun demikian media televisi sangtlah besar perannya dalam mendidik dan mempengaruhi perkembangan jiwa anak.( http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=12).
Peran televisi dalam dunia pendidikan bisa dikatakan sangatlah sedikit, mengapa bisa demikian karena kebanyakan televisi di Indonesia hanya berorientasikan pada keuntungan materi semata. Acara-acara televisi yang ada saat ini hanya berisikan program-program yang tidak jelas seperti sinetron, infotainment dan apabila ada berita isinya pun tentang kriminal semata.
Di dunia pendidikan peran televisi antara lain adalah memberikan informasi kepada para penerima pesan seperti acara laptop Si Unyil, Dunia Air dll. Peran yang lain adalah menyampaikan materi seperti di salah satu televisi swasta yang di pagi hari mengajarkan bahasa inggris, ada juga kuis cerdas cermat yang memberikan hiburan sekaligus ilmu kepada kita karena mempertandingkan orang dewasa dengan anak kelas 5 SD. Ada pula yang menyampaikan pesan-pesan moral kepada para penonton televisi seperti acara Minta Tolong yang mengajarkan kita agar bisa menolong orang yang membutuhkan pertolongan dengan ikhlas.
Peran diatas adalah dari televisi swasta yang berorientasikan pada hiburan, kita belum melihat dari televisi pendidikan seperti TV Education (TV E), ada juga TVRI yang banyak pula acara-acara pendidikan, ada pula Geographic Channel, Discovery Channel, maupun acara-acara local lainnya.
Perihal penggunaan televisi, khususnya di sekolah, memang besar sekali manfaatnya, seperti diungkapkan oleh Dr. Oemar Hamalik (dalam Darwanto, 2007:125) sebagai berikut :
• Televisi bersifat langsung dan nyata
• Televisi memperluas tinjauan kelas
• Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu
• Televisi dapat menunjukkan banyak hal dan segi
•Televisi menarik minat bukan saja bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa
• Televisi mampu memberi bantuan pada guru
•Televisi mampu membawa sumber-sumber yang ada di masyarakat kedalam kelas
• Masyarakat akhirnya mengerti tentang sekolah secara nyata
3. PENGARUH MEDIA TELEVISI
Pengaruh media televisi dalam pendidikan sangatlah besar pengaruhnya dari pendidikan terhadap akademik maupun pendidikan afektif. Namun pada kenyataan sekarang pengaruh negatife lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh positif dari media televisi ini.
Pengaruh negatife televisi sangat jelas terlihat sekarang ini dengan maraknya acara-acara di televisi yang sama sekali tidak bermutu sama sekali dengan maraknya sinetron, infotainment gosip, dan berita yang berisikan cinta, uang, kekerasan dan pergaulan bebas. Masih jelas teringat di benak kita tentang kejadian tewasnya siswi smp karena gantung diri? Dari manakah siswi smp itu mengerti cara bunuh diri dengan gantung diri, bukan lain adalah dari media televisi karena isi berita hanya tentang kriminal saja dari pencurian, pembunuhan, perampokan sampai tindak asusila. Televisi juga mempengaruhi motivasi belajar siswa karena waktu yang semestinya digunakan untuk belajar karena acara televisinya menarik maka waktu yang semestinya dipergunakan untuk belajar malah digunakan untuk menonton televisi. Berikut ini ada beberapa hasil penelitian
“Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, misalnya, mencatat, rata-rata anak usia Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur” (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat terungkap bahwa televisi ternyata cuma bagus untuk ditonton pada anak-anak dengan rentang usia tertentu. Pada anak di bawah usia tiga tahun (batita), dampak negatif televisi justru lebih terasa. Terbukti tayangan televisi dapat menurunkan kemampuan membaca, membaca komprehensif, bahkan penurunan memori pada anak. Batita yang terlalu sering menonton televisi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses tumbuh kembangnya. Sebab, televisi cuma menyodorkan stimulasi satu arah.(Warta Warga, 24 desember 2009)
Data diatas memperlihatkan betapa mengkhawatirkannya waktu yang mereka buang hanya untuk menonton acara televisi yang tidak berbobot, bayangkan jika waktu yang digunakan untuk menonton televisi digunakan untuk membaca maka bangsa ini pasti tidak akan kalah dengan bangsa lain seperti Jepang atau Malaysia.
Sekarang kita lihat pengaruh positif, tapi sudah pasti pengaruh positif tidak akan sebanding dengan pengaruh negatife. Pengaruh positif yang didapat hanya menghibur kita dari kesibukan sehari-hari, di acara-acara tertentu seperti Laptop Si Unyil, Are you smarter than 5th grader, dan acara lainnya yang memuat materi tentang pendidikan tentu akan memberikan pengetahuan baru kepada para penonton acara tersebut.
Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.
Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung mempengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan
Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung mempengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.
Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial, moral & etika.
Jadi, Siapa yang Seharusnya Mengurangi Menonton TV?
Semua dan setiap orang. Karena akibat buruk yang diberikan oleh TV tidak terbatas oleh usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturunan dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Seharusnya instansi pemerintah, instansi pendidikan, instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program ‘Hari Tanpa TV’ ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Pertimbangkan Hidup tanpa TV
Dengan banyaknya bukti betapa TV bisa memberikan beragam dampak buruk, banyak keluarga sekarang membuat rumah mereka bebas-TV. Sangat penting untuk anak mempunyai kesempatan mempelajari dan mengalami langsung pengalaman hidup sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk sukses di masa yang akan datang.
Kalau menurut Anda hidup tanpa TV itu masih terlalu sulit, maka perlahan batasi dan awasi dengan seksama tontonan anak Anda sepanjang tahun. Mau melihat generasi anak yang lebih sehat? Keluarga yang lebih dekat? Masyarakat yang lebih madani? Matikan TV. Hal yang mungkin kecil tapi akan berdampak besar!


Apa Manfaat HARI TANPA TV?
Dengan TV dalam keadaan mati, kita jadi memiliki kesempatan untuk berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan sesuatu. Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan masyarakat. Mengurangi waktu menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain di luar, berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita senangi.
Bagaimana Caranya?
Pergi ke perpustakaan atau ke toko buku terdekat
  • Bermain,
  • Menulis surat,
  • Jalan-jalan,
  • Berenang,
  • Bersepeda,
  • Mendengarkan radio atau membaca koran,
  • Memasak bersama ibu,
  • Bikin lomba antar RT,
  • Berolahraga,
  • Bakti sosial,
  • Rapikan rumah dan halaman,
  • Ambil les,
  • Bercengkrama dengan keluarga,
  • Belajar,
  • Mengerjakan keterampilan tangan,
  • Ke kebun binatang atau musium,
4. Kentungan dan Kelemahan Media TV
Keuntungan :
• Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, obyek, specimen, dan drama.
• Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
• Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dank ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung maupun rekaman.
• Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
• Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
• Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata misalnya ekspresi wajah, dental operation, dll.
Kelemahan :
• Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah
• Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa
• Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
• Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.






»»  FULL READ....

TIK


ARTIKEL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan. Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK.
Melalui perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan  yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
  1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
  2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
  3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
  4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
  5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.


ANALISIS TENTANG DAMPAK NEGATIVE KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN CARA MENYIKAPINYA
Perkembangan dunia teknologi khususnya komunikasi tentunya telah banyak membantu berjuta-juta penduduk dunia untuk saling terhubung antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan semakin lama, kita dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga maupun relasi bisnis kita dengan harga yang murah dan dengan kualitas yang cenderung meningkat. Namun teknologi ini untuk sebagian orang justru memberikan dampak negatif terhadap kualitas dari hubungan yang mereka jalin. Bagaimana tidak, belakangan ini masyarakat lebih nyaman mengumpulkan teman-teman didunia maya daripada aktif pada kegiatan-kegiatan organisasi riil yang dapat memberikan kualitas hubungan pertemanan yang lebih konkrit dan intents.
Ambil saja facebook sebagai cotoh kasusnya. Banyak orang yang memiliki ratusan atau bahkan ribuan teman difacebook tapi di dunia nyata, mereka hanya memiliki beberapa orang teman dekat yang menemani keseharian mereka. Inilah salah satu dampak negatif facebook yang sampai sekarang mungkin belum disadari oleh beberapa orang. Mereka telah kehilangan kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat dan cenderung nyaman dengan kehidupan online. Padahal jika terjadi suatu hal yang krusial pada kehidupan kita, yang bisa membantu kita bukanlah orang-orang yang kita kenal didunia maya tapi orang-orang yang hidup disekitar kita.
Oleh karena itu, mari kita imbangi kehidupan aktif kita didunia maya dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang intents dengan masyarakat yang ada disekitar kita. Dengan demikian kita tidak akan terkotak-kotakkan oleh hubungan yang sempit dan kita tidak akan kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan yang lain. Dua tips ringan untuk memanfaatkan teknologi sehingga kita mendapatkan sebuah kualitas hubungan yang baik dengan teman-teman kita. Berikut adalah tipsnya :
  1. Gunakan teknologi yang anda kuasai untuk menjalin hubungan yang lebih intents dengan  teman atau orang-orang yang sebelumnya telah anda kenal didunia nyata. Jangan terobsesi untuk mencari teman-teman baru di Facebook, twitter , atau social media yang lain karena kecenderungan yang terjadi, mereka yang hanya anda kenal didunia maya tidak akan memberikan nilai persahabatan yang mutualisme atau saling mensupport antara satu dan yang lain didunia nyata.
  2. Jika anda ingin mencari teman-teman yang baru didunia maya, carilah komunitas positif yang sering melakukan pertemuan didunia nyata atau biasa dikenal dengan istilah kopdar atau kopi darat. Komunitas seperti inilah yang benar-benar akan mengasah kemampuan komunikasi anda karena komunitas-komunitas ini seringkali memberikan kita inspirasi dan dukungan yang optimal pada kehidupan anda.

»»  FULL READ....

AKIDAH bercorak pada AKHLAK


AQIDAH MENCORAKKAN AKHLAK
Sebagaimana yang disebutkan sebelum ini, nilai-nilai akhlak yang dipegang oleh seseorang dan sesuatu kebudayaan itu adalah hasil daripada aqidah dan gambaran tentang kehidupan itu. Pembentukan nilai-nilai akhlak itu bergantung kepada bagaimana manusia memberikan jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang asasi dalam hidup. Siapakah yang mencipta alam ini dan apakah tujuannya? Apakah tujuan manusia ditempatkan di bumi dan apakah tujuan dan matiamatnya yang sebenar? Jawaban-jawaban kepada persoalan asas mengenai kehidupan ini akan menentu dan mencorak nilai-nilai akhlak yang dimiliki oleh seseorang atau sesuatu kebudayaan. Oleh kerana terdapat berbagai- bagai jawaban kepada persoalan tersebut, maka terdapat berbagai sistem nilai di dalam masyarakat manusia yang mencorakkan berbagai sikap dan tingkah laku yang membentuk berbagai-bagai kebudayaan.
Al-Quran telah memaparkan berbagai golongan yang memberi jawapan berbeza kepada persoalan-persoalan asasi kehidupan yang membentuk konsepsi dan aqidah mengenai kehidupan ini. Terdapat aqidah orang-orang beriman, aqidah orang-orang kafir, aqidah orang-orang fasik dan aqidah orang-or-ang munafiqin. Aqidah orang-orang beriman dinyatakan dalam al-Quran sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah S.W.T, kepada Rasul-Nya, kepada keagungan Allah yang mencipta dan memiliki alam ini. Mereka yakin kepada hari akhirat, yakin bahawa kejadian Allah tidak terbatas kepada alam lahir sahaja dan kejadian Allah itu tidak terbatas dalam lingkungan yang dapat diketahui oleh manusia. Kerana itu mereka percaya kepada kejadian Allah yang ghaib, seperti malaikat, gyurga, neraka dan adanya makhluk-makhiuk Allah yang lain yang tidak diketahui oleh manusia dan pengetahuan manusia tidak menjadi syarat bagi menentukan sesuatu kejadian Allah harus ada atau tidak ada. Allah S.W.T bebas mengikut kehendak-Nya, untuk mencipta atau tidak mencipta sesuatu yang ada di dalam ilmu-Nya.
Aqidah ini menyebabkan orang-orang beriman sentiasa bergantung harap kepada Allah S.W.T dan tidak bergantung harap kepada yang lain daripada-Nya. Tujuan hidup manusia di dunia ini ialah untuk beribadah kepada Allah S.W.T. dan setiap tindak tanduk dan kelakuan serta tindakannya adalah untuk mendapatkan keredhaan Allah S.W.T. Keredhaan Allah dan beribadat kepada Allah S.W.T. menjadi tumpuan dan pemusatan setiap aspek kegiatannya. Pergantungan semata-mata kepada Allah memberikan kepada seorang mu’min itu kebebasan dan tidak terikat kepada mana-mana kuasa lain daripada Allah S.W.T. Daripada perasaan inilah tercetusnya pengakuan seorang muslim bahawa “Tiada Tuhan yang disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah S.W.T.”
Manusia beriman yang sebenarnya, tidak mungkin menyembah kepada yang lain daripada Allah S.W.T., tidak mempeduangkan sesuatu yang dicipta oleh mana-mana kuasa selain dadpada yang ditentukan di dalam agama Allah S.W.T. Allah S.W.T. bagi mereka adalah Tuhan Yang Maha Sempuma, Maha berkuasa dan kepada Dialah tumpuan segala ibadah dan segala yang baik sama ada niat dan amalan. Lihatiah bagaimana pendirian yang bebas, tegas dan berani yang ditunjukkan oleh seorang mu’min yang sejati Rab’i bin Amir ketika berhadapan dengan raja Rum, yang bermaksud:
“Allah sesungguhnya mengutus kami untuk membebaskan sesiapa yang dikehendaki-Nya daripada menyembah sesama hamba kepada menyembah hanya kepada Allah, daripada kesempitan dunia kepada keluasannya dan keluasan akhirat daripada kezaliman agama-agama kepada keadilan Islam.”
Seorang mu’min berjiwa bebas, tetapi bukan sebagai debu berterbangan di udara. Kebebasan seorang mu’min sentiasa mendapat panduan dan bimbangan. Justru itu ia tidak berkelana dan hidup tanpa tujuan. la sentiasa bergerak bebas dengan memiliki peta yang menunjukkan haluan pergerakan dan perjalanannya. la sentiasa bertindak mengikut petunjuk Allah dan berpandu kepadanya.
Seorang mu’min berperasaan halus dan berhati lembut kerana keyakinannya bahawa ia adalah hamba kepada Allah S.W.T. Segala perbuatannya akan dinilai dan dihitung serta diberikan balasan atau ganjaran dengan adil dan saksama. Wawasannya, tidak semata-mata untuk mendapatkan habuan dan ganjaran di dunia, tetapi juga di akhirat. Tentunya, ganjaran di akhirat adalah lebih baik dahapda di dunia. Karena itu, ia sanggup mengorbankan karunia Allah di dunia, untuk mendapatkan kurniaan Allah di akhirat.
Aqidah dan pandangan hidup yang asas ini, memancarkan nilai-nilai yang murni dalam jiwa orang-orang beriman. Nilai-nilai ikhias untuk Allah S.W.T. dan tidak tunduk beribadah melainkan kepada Allah S.W.T adalah merupakan nilai yang agung yang membentuk akhlak yang murni dan jiwa yang luhur dalam kehidupan orang-orang beriman. ]a membentuk akhlak terhadap Allah S.W.T. dan akhlak terhadap sesama manusia.
Hubungan manusia dengan Allah S.W.T dan kelakuannya terhadap Allah S.W.T. ditentukan mengikut nilai-nilai aqidah yang ditetapkan. Begitu juga akhlak terhadap manusia dicorakkan oleh nilai-nilai aqidah seorang muslim, seperti yang ditetapkan didalam al-Qu’ran yang merupakan ajaran dan wahyu daripada Allah S.W.T Pergaulan manusia dengan manusia tidak boleh disamakan dengan perhubungan manusia dengan Allah S.W.T.       
Aqidah dan pegangan seorang beriman berbeda dengan aqidah dan pegangan seorang kafir. Justru itu nilai-nilai dan akhlak juga berbeda. Al-Qur’an memaparkan aqidah dan pegangan orang-orang kafir dalam berbagai kategori, justru terdapat berbagai bentuk kekufuran yang beriaku di kalangan umat manusia. Antara kekufuran yang beriaku disebabkan mereka menolak ajaran yang benar yang dibawa oleh utusan Allah S.W.T. dan mereka menafikan kerasulan utusan itu. Allah S.W.T berfirman yang bermaksud:
“Maka berkata pembesar-pembesar yang kafir itu dari kalangan bangsanya, ini tidak lain daripada manusia seperti kamu. ia hendak menonjolkan diri supaya lebih daripada kamu. Jika Allah hendak turunkan utusan, Dia akan turunkan malaikat Kita tidak mendengar dari bapa -bapa kita yang terdahulu mengenai ini (utusan Allah dari kalangan manusia)”. (al-Mu’minun: 24)
Kekufuran juga beriaku kerana tidak percayakan hari akhirat. Karena percaya bahwa tidak ada kehidupan selepas mati, mereka hidup berfoya-foya di dunia ini tanpa memikirkan siksaan di akhirat. Bagi mereka seperti yang dinyatakan oleh al-Qur’an “kehidupan ini cuma di dunia”. Manusia dilahirkan dan kemudian mati, mereka tidak dibangkitkan kembali, seperti kata mereka yang bermaksud: “Kehidupan kita tidak yang lain daripada kehidupan di dunia. Daripada tiada kita ada dan hidup. Apabila mati kita tidak dibangkitkan lagi.”
Maksudnya:
“Dan berkata pembesar-pembesar dari bangsanya yang kafir dan mendustakan kehidupan akhirat dan kami jadikan berfoya-foya dalam kehidupan mereka di dunia, orang ini, hanyalah seorang manusia seperti kamu makan dari apa yang kamu makan dan minum dari apa yang kamu minum”. (al-Mu’minun: 33)
Kekufuran juga beriaku disebabkan sifat bongkak dan sombong serta ingkar kepada perintah Allah dan angkuh terhadapnya. Allah berfirman mengenai kekufuran Iblis yang bermaksud:“Dan ketika kami berkata kepada malaikat sujudlah kepada Adam. Mereka pun sujud, kecuali lblis. la ingkar dan takabur dan ia daripada orang-orang kafir.” (al-Baqarah: 34)
Aqidah orang-orang kafir yang sombong terhadap Allah S.W.T, yang tidak percaya kepada para rasul yang diutus oleh Allah dan ajaran-ajaran yang mereka bawa, yang tidak percaya kepada hari akhirat dan tidak patuh kepada hukum-hukum Allah dengan ingkar kepada hukum-hukum itu, membentuk nilai-nilai kelakuan dan cara hidup yang menjurus ke arah kehidupan yang tidak berakhlak mulia dan luhur. Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud:“Dan orang-orang yang kafir meni’mati kesenangan didunia serta mereka makan minum sebagaimana binatang-binatang temak makan minum, sedang nerakalah menjadi tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)
Mereka tidak mempunyai mati yang amat murni dan abadi dalam kehidupan mereka. Kehidupan ini bagi mereka mencari makan, mencari harta dan berfoya-foya semata-mata untuk di atas dunia ini. ltulah  kehidupan mereka. Selain pada itu, tiada matinya yang jauh yang hendak dituju. Pandangan dan cara hidup mereka ini, sudah tentu mempengaruhi pembentukan akhlak mereka yang pincang dan bercelaru. Aqidah munafiqin, melahirkan sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan keji yang mewakili akhlak yang buruk. Untuk menyembunyikan kekufuran, mereka berdusta, memutar belitkan kebenaran, memungkir janji dan mengkhianati amanah. Rasuluilah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
“Tiga perkara yang sesiapa yang mempunyainya di dalam diri maka ia adalah munafiq. Apabila bercakap ia dusta, apabila berjanji tidak dikatakan apabila diberi amanah ia khianat. (Riwayat Bukhari dan Muslim).


ANALISIS TENTANG KRISIS AKHLAK
Hampir semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para mengalami pertikaian internal dan merebutkan vested interest dan jarang terkooptasi oleh kekuasaan yg dzalim. Para ulama`nya mengalami kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang utk kepentingan ummat tetapi hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para pengusahanya melarikan diri dari tanggung jawab zakat infaq dan sedekah sehingga kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dgn sistem ribawi serta tidak mempedulikan lagi cara kerja yg haram atau halal. Para siswa dan mahasiswa terlibat banyak kasus pertikaian narkoba dan kenakalan remaja lainnya.
Kaum wanita muslimah terseret jauh kepada peradaban Barat dgn slogan kebebasan dan emansipasi yg berakibat kepada rusaknya moral mereka maka tak jarang mereka menjadi sasaran manusia berhidung belang dan tak jarang dijadikan komoditi murahan . Dan berbagai macam lapisan masyarakat muslim termasuk persoalan kaum miskin yg kurang sabar sehingga menjadi obyek garapan pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya pemurtadan semisal kristenisasi.
Pengertian akhlak Secara etimotogi bahasa akhlak dari akar bahasa Arab “khuluk” yg berarti tabiat muruah kebiasaan fithrah naluri dll . Secara epistemologi Syar’i berarti seperti dikatakan Al Ghozali akhlak adl sesuatu yg menggambarkan tentang perilaku seseorang yg terdapat dalam jiwa yg baik yg darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya. Dan jika sumber perilaku itu didasari oleh perbuatan yg baik dan muliayang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat maka ia dinamakan akhlak yg mulia nammun jika sebaliknya maka ia dinamakan akhlak yg tercela
Memang perlu dibedakan antara akhlak dan moral. Karena akhlak lbh didasari oleh faktor yg melibatkan kehendak sang pencipta sementara moral lbh penekanannya pada unsur manusiawinya. Sebagai contoh mengucapkan selamat natal kepada non muslim secara akhlak tidak dibenarkan tetapi secara moral itu biasa-biasa saja. Sentral Akhlak Akhlak secara teoritis memang indah tapi secara praktek memerlukan kerja keras. Oleh krn itu Allah SWT mengutus Nabi SAW-Nya utk memberi contoh akhlak mulia kepada manusia.Pekerjaan itu dilakukan oleh Nabi SAW sebaik mungkin sehingga mendapat pujian dari Allah SWT “Sesungguhnya engkau berada pada akhlak yg agung “. Bahkan Rasulullah SAW sendiri bersabda “Aku diutus utk menyempurnakan Akhlak“. Lebih dari itu beliau menempatkan muslim yg paling tinggi derajatnya adl yg paling baik akhlaknya. “Sesempurna-sempurna iman seseorang mukmin adl mereka yg paling bagus akhlaknya
Maka tak heran Aisyah mendiskripsikan Rasulullah SAW sebagai Al Qur`an berjalan ; “Akhlak Rasulullah SAW adl Al Qur`an“.
Cakupan Akhlak Mulia Dimensi akhlak dalam Islam mencakup beberapa hal yaitu ;
Akhlak kepada Allah SWT dgn cara mencintai-Nya mensyukuri ni’mat-Nya malu kepada-Nya utk berbuat maksiat selalu bertaubat bertawakkal takut akan adzab-Nya dan senantiasa berharap akan rahmat-Nya.
Akhlak kepada Rasulullah SAW dgn cara beradab dan menghormatinya mentaati dan mencintai beliau menjadi kaumnya sebagai perantara dalam segala aspek kehidupan banyak menyebut nama beliau menerima seluruh ajaran beliau menghidupkan sunnah-sunnah beliau dan lbh mencintai beliau daripada diri kita sendiri anak kita bapak kita dll.
Akhlak terhadap Al Qur`an dgn cara membacanya dgn khusyuk tartil dan sesempurna mungkin sambil memahaminya menghapalnya dan mengamalkannya dalam kehidupan riil.
Akhlak kepada makhluk Allah SWT mulai diri sendiri orangtua kerabat handaitaulan tetangga dan sesama mukmin sesuai dgn tuntunan Islam.
Akhlak kepada orang kafir dgn cara membenci kekafiran mereka tetapi tetap berbuat adil kepada mereka berupa membalas kekejaman mereka atau memaafkannya dan berbuat baik kepada mereka secara manusiawi selama hal itu tidak bertentangan dgn syariat Islam dan mengajak mereka kepada Islam.
Akhlak terhadap makhluk lain termasuk kepada menyayangi binatang yg tidak mengganggu menjga tanaman dan tumbuh-tumbuhan dan melestarikannya dll. Krisis Akhlak Apabila norma-norma akhlak mulia tidak dijalankan dgn baik bahkan cenderung dilanggar maka akan terjadi apa yg dinamakan krisis akhlak. Sebagai contoh kami kemukakan data-data terjadinya perusakan akhlak terutama kepada para remaja berupa narkoba shabu-shabu putow heroin ganja estasi morphin dll. Sasarannya mulai dari anak-anak sekolah dasar sampai perguruan tinggi dari pengangguran sampai artis.


»»  FULL READ....